STRUKTUR DRAMA
Seorang Aristoteles, filsuf Yunani yang hidup sekitar 300 S.M. telah menulis Poetics.
Untuk mengenali plot, karakter, pikiran, diksi, musik dan spektakel dari tragedi.
Kelak identifikasi itu dianggap sebagai falsafah dasar dari strukturalisme yang oleh
T.S. Eliot disebut the Formalistick Approach.
Plot adalah istilah yang berarti ringkasan kisah sebuah lakon. Plot berbeda dari cerita
karena caranya menyajikan hubungan urutan cerita dan peristiwa. Dengan sendirinya
plot adalah urutan peristiwa yang berhubungan secara kausalitas.
Abil contoh, misalnya Romeo bunuh diri, karena mengira kalau Juliet sudah mati.
Kata ‘ karena ‘ merupakan kata sambung untuk menghubungkan kedua peristiwa itu,
dengan menjelaskan bahwa yang pertama disebabkan oleh peristiwa kedua. Lain
dengan cerita; cerita memerlukan kata dan atau lalu/kemudian untuk
menghubungkan dua peristiwa.
Seorang Aristoteles, filsuf Yunani yang hidup sekitar 300 S.M. telah menulis Poetics.
Untuk mengenali plot, karakter, pikiran, diksi, musik dan spektakel dari tragedi.
Kelak identifikasi itu dianggap sebagai falsafah dasar dari strukturalisme yang oleh
T.S. Eliot disebut the Formalistick Approach.
Plot adalah istilah yang berarti ringkasan kisah sebuah lakon. Plot berbeda dari cerita
karena caranya menyajikan hubungan urutan cerita dan peristiwa. Dengan sendirinya
plot adalah urutan peristiwa yang berhubungan secara kausalitas.
Abil contoh, misalnya Romeo bunuh diri, karena mengira kalau Juliet sudah mati.
Kata ‘ karena ‘ merupakan kata sambung untuk menghubungkan kedua peristiwa itu,
dengan menjelaskan bahwa yang pertama disebabkan oleh peristiwa kedua. Lain
dengan cerita; cerita memerlukan kata dan atau lalu/kemudian untuk
menghubungkan dua peristiwa.
Jadi dalam cerita; Romeo bunuh diri dan kemudian Juliet melakukan hal yang sama.
Dengan kata lain plot menunjukan peristiwa-peristiwa secara kausatif, sedangkan
cerita secara kronologis. Oleh karena itu kata ‘mengapa’ adalah kata ganti penanya
yang paling cocok untuk mengamati paradigma plot dalam drama maupun novel.
Pada awal plot kita ada eksposisi. Ini memberi penonton informasi yang diperlukan
tentang peristiwa sebelumnya, situasi sekarang atau tokoh-tokohnya. Dalam
kebanyakan lakon, sudah sejak awal pengarang memberi tekanan kepada satu
pertanyaan atau konplik penting. Pada awal kisah Romeo and Juliet, Shakespeare
telah menyajikan pertengkaran antara Sampson, Gregory lawan Baltazar dan
Abraham, satu penjelasan yang memberi ‘Leitmotive’ kepada tema, konplik dan
rekonsiliasinya.
KARAKTER
Disamping menjadi materi utama untuk menciptakan plot, karakter juga merupakan
sumber action dan percakapan. Karena itu, karakter harus dibentuk agar cocok
dengan kebutuhan plot, dan semua bagian dari setiap karakterisasi harus pas satu sama
lain. Jika karakternya sama, tidak akan ada lakon. Minat akan muncul kalau karakterkarakter
itu saling bertentangan. Mereka sedapat mungkin harus tidak sama.
UNSUR-UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM NASKAH DRAMA
Unsur-unsur ini bisa kita lihat dari dua sisi, antara lain dari sisi –
A. fisik :
1. Judul
2. Prolog
3. Dialog
4. Autodirection
5. Adegan
6. Babak
7. Evilog
8. Dramatik Person
B. PSIKIS :
1. Tema ( social, politik,psikologi, moral, religious, cinta, dll )
2. Plot / alur cerita :Jenis Plot :
– Linier, sirkuler, episodic, consentrik, statis, spiral
Penghubung peristiwa dalam plot : rapat, longgar dan lepas
Anatomi Plot :
Saspence : keteganagn yang terjadi diawal cerita yang membuat penasaran bagi
pembaca atau penonton.
Gestus : Ucapan yang keluar dari seorang tokoh yang beritikad mencari solusi tentang
sesuatu persoalan.
Foreshadowing : Bayang-bayang peristiwa atau dialog yang mendahului sebelum
peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Dramatik Ironi : Sindiran yang terjadi diawal cerita yang akhirnya benar-benar terjadi
dikemudian.
Flasback : pengulangan kejadian masa silam yang digambarkan pada masa itu, dalam
upaya mempertegas cerita dari kejadian suatu peristiwa ( menggambarkan kronlogis
peristiwa secara detail )
Surprese : Peristiwa yang tidak diduga dan mengejutkan, akan tetapi masih dapat
diterima karena masih dalam kerangka peristiwa.
3. Strukturdramatik :
Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan
dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis
berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.
Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil
akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam
kedudukan Protagonis. Krisis diawali.
Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder.
Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang
berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu
protagonis tersudut.
Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu
Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar
bagi perimbangan kekuatan antar kubu.
Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau
tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga
situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral
disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau
konflik yang sudah diusung.
4. Bentuk Lakon :
Saspence : keteganagn yang terjadi diawal cerita yang membuat penasaran bagi
pembaca atau penonton.
Gestus : Ucapan yang keluar dari seorang tokoh yang beritikad mencari solusi tentang
sesuatu persoalan.
Foreshadowing : Bayang-bayang peristiwa atau dialog yang mendahului sebelum
peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Dramatik Ironi : Sindiran yang terjadi diawal cerita yang akhirnya benar-benar terjadi
dikemudian.
Flasback : pengulangan kejadian masa silam yang digambarkan pada masa itu, dalam
upaya mempertegas cerita dari kejadian suatu peristiwa ( menggambarkan kronlogis
peristiwa secara detail )
Surprese : Peristiwa yang tidak diduga dan mengejutkan, akan tetapi masih dapat
diterima karena masih dalam kerangka peristiwa.
3. Strukturdramatik :
Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan
dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis
berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.
Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil
akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam
kedudukan Protagonis. Krisis diawali.
Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder.
Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang
berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu
protagonis tersudut.
Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu
Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar
bagi perimbangan kekuatan antar kubu.
Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau
tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga
situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral
disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau
konflik yang sudah diusung.
4. Bentuk Lakon :
a. Tragedi : Salah satu bentuk lakon dalam mana tokoh tragis yang oftimistis hancur
dalam perjuangan karena mempunyai cacat tragis.
b. Komedi : Salah satu bentuk lakon dalam mana terdapat banyak hal atau peristiwa
tentag tokoh-tokoh tertentu yang menimbulkan kelucuan, kegelian dan atau
kemuakan moral
c. Tragedikomedi : Salah satu bentuk lakon dengan tokoh utama atau tokoh-tokoh
yang lainnya, diperistiwakan, disuasanakan, dikarakterisasikan pengarang secara lucu
dan komis, tapi sekaligus kadang atau seringkali mengerikan, menyeramkan atau
menimbulkan rasa iba prihatin atau simpati
d. Melodrama : salah satu bentuk lakon dalam mana tokoh protagonis secara total,
baik, antagonis secara total, jahat, sementara aksi-aksi dramatis dan
pengkarakterisasian dibuat untuk menghasilkan efek yang gagal atau hebat
5. Aliran :
a. Konvensional
b. Non Konvensional
mkasih atas knjungannya ahmadz
BalasHapusbanyak unsur dalam seni
BalasHapus