Tari tunggal adalah jenis tari yang dalam penyajiannya
dibawakan oleh seorang penari. Tari tunggal juga dapat dibawakan oleh lebih
dari satu orang, dapat dibawakan secara berpasangan ataupun massal.
b. Tari Topeng Kelana (Jawa Tengah)
c. Tari Panji Semirang (Bali)
d. Tari Gambiranom
e. Tari Gatutkaca Gandrung (Jawa Tengah)
Peran tari
tunggal
Tari tunggal mempunyai peran sebagai berikut:
a. Sebagai media ekspresi
b. Sebagai media komunikasi
c. Sebagai media berpikir kreatif
d. Sebagai media mengembangkan bakat
Tokoh-tokoh tari dan hasil karyanya:
a. Wiwik Widiastuti (Jakarta). Menggali dan mengembangkan budaya Betawi. Karyanya: tari ronggeng, tari topeng, tari ngarojeng.
b. Bagong Kusudiarjo (Yogyakarta). Karyanya: tari batik, tari tani, tari reog, tari keris, tari bhayangkari.
c. S. Maridi (Solo). Karyanya: tari bondan tani, tari merak subal, tari gambyong pareanom, tari pejuang.
d. I Wayan Dibia (Bali). Karyanya: tari jaran teji, tari manuk rowo.
Tari tunggal mempunyai peran sebagai berikut:
a. Sebagai media ekspresi
b. Sebagai media komunikasi
c. Sebagai media berpikir kreatif
d. Sebagai media mengembangkan bakat
Tokoh-tokoh tari dan hasil karyanya:
a. Wiwik Widiastuti (Jakarta). Menggali dan mengembangkan budaya Betawi. Karyanya: tari ronggeng, tari topeng, tari ngarojeng.
b. Bagong Kusudiarjo (Yogyakarta). Karyanya: tari batik, tari tani, tari reog, tari keris, tari bhayangkari.
c. S. Maridi (Solo). Karyanya: tari bondan tani, tari merak subal, tari gambyong pareanom, tari pejuang.
d. I Wayan Dibia (Bali). Karyanya: tari jaran teji, tari manuk rowo.
Tari-tarian di Indonesia saat ini
banyak sekali, mulai dari tradisional, tari modern, tari kontemporer, tari
kelompok, tari tunggal, tari berpasangan dan sebagainya. Perkembangan tari
tunggal menyangkut tentang riwayat terbentuk sampai wujud yang ada sekarang dan
sejarah panjang tari sampai tari itu berperan bagi masyarakat pemiliknya.
1. Apresiasi Tari Tunggal Nusantara
a. Perkembangan Tari di Indonesia
Perkembangan
tari di Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Keduanya merupakan
satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan saling berkesinambungan. Berikut ini
akan dibahas perkembangan tari di Indonesia pada masa prakerajaan, masa
kerajaan, dan masa pascakerajaan.
1) Masa Prasejarah
Masa ini diidentikan dengan masa
pra-Hindu atau prapengaruh asing. Penyembahan nenek moyang dan binatang totem
masih bisa dijumpai dibeberapa daerah berikut ini:
- Irian Jaya.
- Pedalaman Kalimantan.
- Pedalaman Sulawesi.
- Beberapa daerah di Bali yang disebut
Bali Aga atau Bali Mula.
- Jawa.
2) Masa Kerajaan
Masa
kerajaan ini ditandai oleh masuknya pengaruh luar sebagai unsur asing antara
lain kebudayaan China, Hindu-Budha, Islam, dan barat. Pengaruh ini sangat nyata
pada stratifikasi sosial yang hierarkis dan ditandai dengan adanya sistem kelas
sosial, yaitu masyarakat adat atau rakyat dan masyarakat bangsawan atau istana.
3) Masa Pascakerajaan
Masa pascakerajaan terdapat situasi
yang cukup menonjol dalam bnidang kesenian yang disebabkan oleh perubahan
masyarakat yang agraris-feodal menuju masyarakat negara kesatuan atau Republik
Indonesia yang modern.Kecepatan perubahan tersebut didukung juga oleh media
massa elektronik, seperti televisi. Tidak dapat dihindarkan bahwa pada masa ini
telah muncul satu masyarakat baru, yaitu masyarakat ueban yang mungkin telah
muncul sejak masa kolonial. Namun, kehadiran mereka kurang terasa pengaruhnya
bagi kehidupan kesenian tradisional. Jika pada masa pra-kerajaan dan masa
kerajaan tari merupakan bagian dari dunia bula.
Seni tari adalah salah satu bagian dari seni berupa gerakan berirama sebagai
ungkapan jiwa manusia. Gerak dalam tari adalah gerak yang bertenaga, gerak tari
yang mengawali mengendalikan, serta menghentikan gerak. Gerak merupakan unsur
dominan atau pokok dalam tari.
Untuk
mendapatkan pengertian yang lebih dalam tentang pengertian seni tari, penulis
akan mengutip pengertian seni tari dari pakar tari.
Menurut B.
Ph. Soeryodiningrat, pengertian seni tari adalah gerak-gerik dari seluruh
anggota tubuh atau badan yang selaras dengan bunyi, diatur oleh irama yang
sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam tari.
Corri
Hartong dalam bukunya Dankunst menjelaskan: Seni tari adalah gerak-gerik
yang diberi bentuk dan ritmus dari badan di dalam ruang.
Wisnoe
Wardhana dalam bukunya Dance Composition mengungkapkan bahwa seni tari
adalah ekspresi gerak dan media tubuh manusia.
Menurut
Susanne K. Langer, seni tari adalah gerak-gerik yang dibentuk secara ekspresif
untuk dapat dinikmati dengan rasa.
Atmadibrata
dalam Budaya Jaya (1978) menjelaskan bahwa, pengertian seni tari bukan
hanya gerak fisik yang indah berirama, yang tampil dipentas serta dilakukan
oleh sekelompok pelaku, dan ditangkap oleh sekelompok yang disebut penonton.
Tari tumbuh karena kebutuhan manusia dalam rangka menemukan keserasian dengan
lingkungan guna mempertahankan kesinambungan hidupnya.
Dari sekian
pendapat mengenai pengertian seni tari, penulis menarik kesimpulan bahwa
substansi tari adalah gerak. Maksud gerak di sini, bukan gerak yang dilakukan
manusia sehari-hari, melainkan gerak dalam arti dan proses tertentu sehingga
berubah dari bentuk alami.
SENI
TARI erak
tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian
yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud
yang ingin disampaikan.Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis.
Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa buah unsur,yaitu wiraga (raga), Wirama (irama), dan Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Unsur utama dalam tari adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar